clock

Kamis, 08 Juli 2010

Hutan Indonesia Kian Terancam





Hutan di Indonesia dari waktu ke waktu kian terancam. Kerusakan dan pembalakan kayu secara tidak sah begitu dominan. Proyek-proyek pembangunan infrastruktur jalan, perkebunan skala besar, Hak Pengusahaan Hutan (HPH), Hutan Tanaman Industri (HTI), serta lahan transmigrasi yang salah kaprah mendorong kawasan hutan semakin rusak.

Kerusakan ini juga terjadi pada hutan tanaman produksi. Bahkan sebagian besar hutan produksi dalam keadaan rusak parah. Sedangkan hutan-hutan tropis asli sepertinya hanya tersisa di kawasan-kawasan konservasi seperti taman nasional, hutan lindung dan cagar alam.

Penebangan haram tidak pernah teratasi, bahkan seringkali dilakukan terang-terangan. Hutan alam Indonesia terus menciut dengan cepat. Sedangkan industri pengolahan kayu terus tumbuh, terutama industri kertas dan pulp. Akibatnya, kesenjangan antara suplai dan permintaan semakin melebar. Ketidakseimbangan antara permintaan dan suplai bahan baku kayu inilah yang mendorong maraknya penebangan ilegal.

Dari evaluasi pasca banjir diketahui salah satu penyebab bencana ini karena rusaknya hutan. Ini disebabkan karena hutan berfungsi sebagai penyerap air hujan, pengatur air (hidrologis), pencegah erosi, dan sekaligus sebagai cadangan air di musim kemarau.

Di Provinsi Kalimantan Tengah, perusakan lingkungan hutan masih terjadi, baik oleh praktik pembalakan liar maupun penambangan ilegal. Disepanjang sisi ruas jalan penghubung Palangkaraya - Buntok misalnya sejauh mata memandang yang terlihat dan tersisa hanyalah semak belukar.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah pernah mencatat dan melaporkan bahwa kerusakan hutan di provinsi ini setiap tahun mencapai 255.918 hektar. Sementara Badan Pengelola Darah Aliran Sungai (DAS) sungai Kahayan mencatat, bahwa dari 4,7 juta hektar lahan kritis di wilayah kerjanya , baru 60.000-70.000 hektar yang dapat direboisasi sejak tahun 2004.

Secara nasional, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar pernah menyebutkan bahwa angka kerusakan hutan dan lahan di Indonesia sudah mencapai 59,2 juta hektar (2006), dengan laju kerusakan mencapai 1,19 jektar pertahun.

Sebenarnya masih ada waktu untuk menyelamatkan hutan Indonesia. Salah satu aksi ini dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lestari Hutanku ( Akte Notaris No.31 Tahun 2007 ) yang berupaya untuk menghentikan laju kerusakan hutan dan menyelamatkan hutan-hutan alam yang tersisa di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.

LSM Lestari Hutanku, saat ini telah mendapatkan dukungan masyarakat, pemerintah daerah dan pihak swasta untuk mengemban Visi dan Misi pelestarian hutan dan memberdayakan masyarakat sekitar hutan dengan luas areal kurang lebih 250 hektar yang berlokasi di wilayah Kelurahan Mengkatip, Kecamatan Dusun Hilir, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah.

Keajaiban Tanaman



Seorang mukmin berjalan di sebuah taman. Ia terpesona dengan keindahan taman yang merupakan kenikmatan Allah. Sesungguhnya, bagi yang sudi merenung, pada setiap benda hidup terdapat kebesaran-Nya.

Sebagai contoh, tanaman merambat yang melingkarkan tubuhnya mengelilingi sebuah dahan atau benda lain, merupakan fenomena yang perlu dipikirkan secara seksama. Jika pertumbuhan tanaman ini direkam dan dipertunjukkan ulang dengan cepat, akan terlihat bahwa tanaman merambat ini bergerak seolah-olah ia adalah makhluk yang memiliki kesadaran. Ia seolah-olah melihat dahan yang berada tepat di hadapannya, lalu ia mengulurkan dirinya ke arah dahan tersebut dan mengikatkan diri ke dahan seperti tali lasso.

Seorang mukmin yang menyaksikan semua ini kembali sadar bahwa Allah telah menciptakan semua benda hidup, dan bahwa Dia menciptakannya sebagai sistem yang unik dan tanpa cacat.

Ketika seseorang terus mengamati gerakan-gerakan tanaman ini, ia menemukan satu ciri menarik lain dari tumbuhan tersebut. Ia melihat bahwa batang tanaman merambat tersebut dengan kuat melekatkan dirinya di atas permukaan dimana ia berada dengan menjulurkan lengan-lengan sampingnya. Bahan yang kental yang diproduksi oleh tanaman yang tidak memiliki kesadaran tersebut merekat sedemikian kuat sehingga ketika tanaman ini dicoba untuk dipindahkan dengan cara menariknya dari tempat ia berada, maka cat yang ada ditembok akan ikut terangkat juga.

Begitupun dengan pepohonan. Pernahkan kita memikirkan bagaimana air mencapai dedaunan yang tinggi? Tidaklah mungkin bagi air dalam sebuah tanki di bagian bawah bangunan anda untuk naik ke lantai yang lebih atas tanpa adanya sebuah tanki hidroforik atau mesin pompa air yang kuat. Anda tidak akan mampu memompa air kendatipun hanya sampai ke lantai pertama. Oleh karena itu, sudah seharusnya ada sistem pemompaan yang mirip dengan mesin hidrofonik yang dimiliki oleh pohon.

Allah telah menciptakan untuk tiap-tiap pohon semua sarana dan perlengkapan yang diperlukan. Tambahan lagi, sistem pemompaan di setiap pohon terlalu canggih dibandingkan dengan yang ada di bangunan tempat tinggal manusia.

Hal lain yang dapat dipikirkan berhubungan dengan dedaunan. Dedaunan itu sesungguhnya bukan bentuk sederhana seperti yang terlihat mata. Dedaunan, misalnya, adalah sesuatu yang rentan dan mudah rusak. Namun, daun-daun ini tidak kering kerontang karena panasnya terik sinar matahari yang menyengat. Ketika seorang manusia berada pada suhu 40oC dalam waktu yang sebentar, warna kulitnya berubah, ia menderita dehidrasi. Sebaliknya, daun mampu untuk tetap hijau di bawah panas matahari yang menyengat tanpa terbakar selama berhari-hari, bahkan berbulan-bulan meskipun sangat sedikit sekali jumlah air yang mengalir melalui pembuluh-pembuluhnya yang mirip benang. Ini adalah sebuah keajaiban penciptaan yang menunjukkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan ilmu yang tak tertandingi.

Begitulah, ketika menyusuri taman, kita memahami semua itu merupakan perwujudan sifat-Nya Yang Maha Indah (Al-Jamaal). Lihatlah:
bunga daisy yang menguning. Kupu-kupu dengan ekornya yang indah meliuk di sela bunga.
Kupu-kupu, misalnya, adalah makhluk yang sangat indah dan elok untuk dilihat. Kupu-kupu, yang memiliki sayap dengan simetri dan disain semacam renda yang demikian teliti sehingga terlihat seolah-olah dilukis dengan tangan, dengan warna yang harmoni dan dipenuhi fosfor sehingga berpendar, adalah bukti daya seni yang tak tertandingi dari ciptaan Allah.

Banyaknya jenis tanaman dan pohon yang tak terhitung di muka bumi merupakan bagian dari keindahan ciptaan Allah. Bunga-bunga dengan warna yang beraneka-ragam dan berbagai bentuk pepohonan telah diciptakan sedemikian rupa sehingga memberikan kenyamanan bagi manusia.

Seseorang yang memiliki keimanan akan berpikir bagaimana bunga seperti mawar, violet, daisy, hyacinth, anyelir, anggrek dan bunga-bunga lainnya memiliki permukaan yang sedemikian mulus, bagaimana mereka muncul dari biji-biji mereka dalam keadaan yang halus sama sekali tanpa ada lipatan-lipatan, bagaikan telah disetrika.

Satu lagi keajaiban ciptaan Allah adalah aroma sedap yang menakjubkan dari bunga-bunga ini. Mawar, misalnya, memiliki wangi yang tidak pernah berubah yang selalu dikeluarkannya. Bahkan dengan teknologi paling maju sekalipun, bau yang menyamai mawar tidak dapat dibuat.
Penelitian di laboratorium-laboratorium untuk menyerupai bau ini belum mendatangkan hasil yang memuaskan. Aroma parfum yang diproduksi dengan meniru bau mawar pada umumnya memiliki bau harum yang sedemikian kuat sehingga mengganggu orang. Tetapi bau asli dari bunga mawar tidak menimbulkan gangguan apapun bagi manusia.

Orang yang beriman sadar bahwa segala sesuatu ini diciptakan Allah agar ia memuji-Nya. Sadar akan hal ini, seseorang yang menyaksikan keindahan kebun ketika sedang berjalan-jalan akan mengagungkan Allah seraya mengatakan, ''Maa syaa Allahu, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah)'' (QS. Al-Kahfi, 18: 39).

Sabtu, 08 Mei 2010

GONNA, WANNA, GOTTA

Kita sering dengar kata gonna, wanna, dan gonna digunakan di lagu atau di film. Dan, kalau kita tinggal di negara atau daerah berkomunitas native English speakers, ketiga kata ini sering sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari. Well, gonna, wanna, dan gonna sebenarnya bukanlah sebuah kata, lebih tepat kalau kita sebut sebut akronim karena merupakan kontraksi atau penggabungan dua kata, seperti yang akan dibahas berikut ini. Atau, lebih baik kita sebut slang karena hanya digunakan in very informal occasions. Oleh karena itu, satu pesan saya adalah NEVER USE ketiga akronim atau slang ini dalam formal speaking/writing.
A. GONNA

Gonna merupakan kontraksi (penggabungan) dari GOING TO yang kita jumpai di simple future tense:
S + BE GOING TO + VERB1 + …

Kalau kita ganti GOING TO dengan GONNA, maka polanya menjadi:
S + BE GONNA + VERB1 + …

Kalau kalimat formalnya adalah sebagai berikut:

1.I am going to go to bed.
2.He is going to meet you tomorrow.
3.You are going to be his girlfriend, aren’t you?

Kalimat informalnya adalah:
.I’m gonna go to bed.
.He’s gonna meet you tomorrow.
.You’re gonna be his girlfriend, aren’t you?.

NOTE: Selain digunakan dalam simple future tense, GONNA juga digunakan dalam future continuous tense, past future tense, past future continuous tense.

Contoh:
He’s gonna be studying at 7 tonight.
They were gonna play football yesterday afternoon but they weren’t playing because of rain.
I was gonna be watching Bayern Munich vs Lion match at 3 this morning but I wasn’t watching because I fell asleep.
B. WANNA

Wanna merupakan kontraksi (penggabungan) dari WANT TO dan WANT A yang kita jumpai di simple present tense:
S + WANT TO + VERB1 + …
S + WANT + A + SINGULAR NOUN…

Kalau kita ganti WANT TO dan WANT A dengan WANNA, maka secara berturut-turut polanya menjadi:
S + WANNA + VERB1 + …
S + WANNA + SINGULAR NOUN…

NOTE:

a. Apapun subject kalimatnya, WANNA tidak pernah diimbuhi -s.

b. Verb setelah WANNA selalu dalam bentuk verb1 (kata kerja dasar tanpa TO).

c. Jika WANNA tidak diikuti oleh verb (atau jika diikuti oleh adjective atau noun), jangan lupa sisipkan BE (just BE; bukan is, am atau are).

Contoh:

Kalau kalimat formalnya adalah sebagai berikut:
-I want to go to bed now.
-He wants to meet you tomorrow.
-You want to be his girlfriend, don’t you?.
-She wants a car.

Kalimat informalnya adalah:
.I wanna go to bed now.
.He wanna meet you tomorrow.
.You wanna be his girlfriend, don’t you?.
.She wanna car.
C. GOTTA

Gotta merupakan kontraksi (penggabungan) dari GOT TO yang kita jumpai di present perfect tense dan simple past tense:
S + HAVE/HAS GOT TO + VERB1 + …
S + GOT TO + VERB1….

Kalau kita ganti GOT TO dengan GOTTA, maka polanya menjadi:
S + HAVE/HAS GOTTA + VERB1 + …
S + GOTTA + VERB1….

NOTE:

a. HAVE dan HAS umumnya dikontraksi dengan subject kalimat.

b. Verb setelah GONNA selalu dalam bentuk verb1 (kata kerja dasar tanpa TO).

c. Jika GOTTA tidak diikuti oleh verb (jika diikuti oleh adjective atau noun), jangan lupa sisipkan BE (just BE; bukan is, am atau are).

Contoh:

Kalau kalimat normalnya adalah sebagai berikut:
>I have got to go to bed now.
>He has got to meet you tomorrow.
>You have got to be his girlfriend, haven’t you?
>She got to study now.

Kalimat informalnya adalah:
.I’ve gotta go to bed now.
.He’s gotta meet you tomorrow.
.You’ve gotta be his girlfriend, haven’t you?
.She gotta study now.

Mohon Do'a



Sudah lama tak posting diblog. Akhirnya ada kesempatan juga setelah dag dig dug menjalani uts yang mendebarkan. ternyata, hasil kelas 9 pun mendukung semakin terkenalnya sekolah terncinta ini dengan meraih rata rata tertinggi di kab. Bojonegoro,dan dengan slah satu siswa yg bernama Syukur fanani yang mendapat peringkat tertinggi no.2 se bojonegoro dan no.6 se Jawa timur.

Kejayaan kita pun masih berlanjut hingga Lulusnya:
1. M. Miftahul Firdaus - Mapel Fisika – Peringkat 4 – grade 38 Besar Propinsi.

2. Ahmad Maulana Ifan A. - Mapel Biologi – Peringkat 4 – grade 38 Besar Propinsi.

3. Riswanda Aulia R. - Mapel IPS - Peringkat 6 – grade 38 Besar Propinsi.

Dan sekarangpun para pejuang arrahmat masih berjuang untuk meneruskan untuk mempertahankan kejayaanya dengan mengikuti lomba DEFISMATEKA di Siman,Lamongan.

Dari semua itu kami mohon doa restunya untuk meneruskan kejayaan kami.
marilah kita membaca Al-fatihah................
amien ya rabbal alamien............

Jumat, 29 Januari 2010

Perbedaan Penggunaan previous, before, dan beforehand

Kalau kita lihat di kamus Inggris-Indonesia, ketiga kata ini memiliki arti yang mirip, yaitu: sebelum atau sebelumnya. Nah, apa perbedaan dari ketiga kata ini?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus ketahui jenis (part of speech) dari masing-masing kata agar kita dapat menggunakannya secara benar.

Previous adalah adjective (kata sifat); before adalah preposition (kata depan), adverb (kata keterangan), dan juga conjunction (kata sambung); beforehand adalah adverb, dan kadang-kadang digunakan sebagai adjective.
Previous

Karena merupakan sebuah adjective, previous digunakan untuk menerangkan noun, pada umumnya dalam pola: “previous + noun”. Misalnya: previous boss, previous lesson, previous day, dst. Dalam hal ini, previous berarti “sebelumnya”.

Contoh:

1. His previous car looked much nicer than his new one. (Mobil dia yang sebelumnya tampak jauh lebih bagus daripada mobilnya yang baru). Jika dia sudah gonta ganti mobil sebanyak 5 kali, misalnya mobil A, B, C, D, dan yang terbaru adalah E, maka yang dimaksud his previous car adalah hanyalah mobil D. Tetapi kalau ditulis : his previous cars, barulah bermakna semua mobil-mobilnya yang terdahulu (A, B, C, dan D).
2. Before we start our today’s lesson, let’s review our previous lesson. (Sebelum kita memulai pelajaran kita hari ini, mari kita review kembali pelajaran kita sebelumnya).Sama seperti contoh 1, yang dimasudkan previous lesson di sini hanyalah 1 pelajaran sebelum pelajaran hari ini.
3. She didn’t come to my birthday party even though in the previous day she told me that she would come. (Dia tidak datang ke ulang tahunku walaupun sehari sebelumnya dia bilang padaku bahwa dia akan datang).

Before

Di ketiga contoh di atas, dapatkah previous digantikan dengan before? Jawabannya adalah tidak, karena before tidak pernah berfungsi sebagai adjective.

Agar before dapat digunakan, ketiga kalimat harus direvisi dulu, dan polanya berubah sedikit menjadi:

1. His car before his new one looked much nicer. (sebagai preposition, = sebelum). Atau, His car before this one looked much nicer.
2. Before we start our today’s lesson, let’s review the lesson we have studied before. (sebagai adverb, = previously = sebelumnya).
3. She didn’t come to my birthday party even though one day before the party she told me that she would come. (sebagai preposition, = sebelum).

Beforehand

1. His car beforehand looked much nicer.
2. Let’s start our today’s lesson! Beforehand, let’s review the lesson we have studied before.
3. She didn’t come to my birthday party even though she told me that she would come one day beforehand.
4. Beforehand, thank you very much for your help. = Thank you very much beforehand for your help. (Terima kasi banyak sebelumnya atas bantuannya). Di kalimat ini beforehand sebagai adverb, = in advance = sebelumnya). Atau: Thank you very much in advance for your help.
5. To make sure that you will get a flight ticket, you should make a reservation at least two weeks beforehand. (Agar yakin dapat tiket pesawat, kamu harus booking tiket sekurang-kurangnya 2 minggu sebelumnya/ 2 minggu sebelum keberangkatan). Atau: To make sure that you will get a flight ticket, you should make a reservation at least two weeks in advance.
6. They got an accident. Beforehand, they had drunk a lot. (Mereka tabrakan. Sebelumnya, mereka telah minum banyak (minuman beralkohol).

Karena beforehand bukan conjunction (kata sambung), maka GRAMATICALLY INCORRECT jika kita bilang:

* Beforehand we start our today’s lesson, let’s review the lesson we have studied before.
* They had drunk a lot beforehand they got an accident.
* I had met a very beautiful girl beforehand I got here.

Dan karena beforehand bukan preposition (kata depan), maka GRAMATICALLY INCORRECT jika kita bilang:

* His car beforehand his new one looked much nicer.
* She didn’t come to my birthday party even though one day beforehand the party she told me that she would come.

Dan kata yang paling tepat digunakan untuk menggantikan beforehand pada kelima kalimat di atas adalah before.

Penggunaan kata “right” dalam tag questions dan “Simple past tense vs Present perfect tense”

1. Penggunaan kata right dalam question tags

Yes, we can say :

You still can feed them, right?

Tetapi kalimat ini kurang formal dibandingkan dengan :

You still can feed them, can’t you?

Jadi yang lebih baik digunakan adalah:

You still can feed them, can’t you?

Penjelasan detail tentang penggunaan question tag (tag questions) dapat dibaca di topik How to address questions, poin B.
2. Perbedaan penggunaan simple past tense dengan present perfect tense

Dengan adanya adverb “JUST” (= baru saja), action dari verb COME telah dilakukan dan telah berakhir dalam waktu yang spesifik in the past. Olehnya itu, jika ada kata “JUST” sebaiknya gunakan simple past tense.

I just came from Bandung. Atau:

I just arrived from Bandung.

Present perfect tense juga dapat digunakan dalam konteks ini, tetapi adverb “JUST” perlu dihilangkan. Present perfect tense digunakan jika kita ingin menekankan bahwa “saya SUDAH datang” dan tidak mempersoalkam “when”. Dan kalimatnya menjadi:

I have come from Bandung.

Simple present tense tidak pas digunakan dalam konteks ini sebab kalau ditulis:

I come from Bandung.

maknanya akan berubah menjadi: “saya berasal dari Bandung”, yang maknanya sama dengan:

I am from Bandung.

Jadi, yang lebih baik untuk kalimat di atas tidak ada, semuanya tergantung dari apa yang ingin kita tekankan (informasikan). Jika kita ingin lebih menekankan “BARU SAJA” datang, gunakan simple past tense. Sedangkan, jika ingin menekankan “SUDAH” datang, gunakan present perfect tense.

Penjelasan yang lebih detail tentang penggunaan kedua tensis ini, dapat dibaca di topik: simple past tense dan present perfect tense.

Perbedaan penggunaan “in order to” dengan “in order (that)”

In order to dan in order (that) sama-sama digunakan untuk mengekspresikan tujuan dan keduanya sama-sama berarti agar atau untuk. Namun demikian, penggunaannya dalam kalimat sangat berbeda.
A. Penggunaan “in order to”

In order to selalu diikuti oleh verb1, seperti terlihat pada formula berikut:
Subject + verb + object + in order to + verb1 + object…
In order to + verb1 + object, subject + verb + object

Contoh:

1. We should study hard in order to pass the exam. (Kita harus belajar keras agar lulus ujian).
2. Many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening in order to avoid traffic jam. (Banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam untuk menghindari kemacetan lalu lintas).
3. He works very hard in order to be able to support his family. (Dia bekerja sangat keras agar dapat mensuport keluarganya).

Dengan menggunakan pola pada baris kedua, ketiga kalimat di atas dapat ditulis menjadi:

1. In order to pass the exam, we should study hard . (Agar lulus ujian, kita harus belajar keras ).
2. In order to avoid traffic jam, many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening . (Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam).
3. In order to be able to support his family, he works very hard . (Agar dapat mensuport keluarganya, dia bekerja sangat keras ).

B. Penggunaan “in order (that)”

In order atau in order that selalu diikuti oleh clause (S + V), seperti terlihat pada formula berikut:
Subject + verb + object + in order (that) + subject + verb1 + object…
In order (that) + subject + verb1 + object, subject + verb + object

Contoh:

1. We should study hard in order we pass the exam. Atau, We should study hard in order that we pass the exam. (Kita harus belajar keras agar kita lulus ujian).
2. Many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening in order they avoid traffic jam. Atau, Many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening in order that they avoid traffic jam. (Banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam agar mereka terhindar dari kemacetan lalu lintas).
3. He works very hard in order he is able to support his family. Atau, He works very hard in order that he is able to support his family. (Dia bekerja sangat keras agar dia dapat mensuport keluarganya).

Dengan menggunakan pola pada baris kedua, ketiga kalimat di atas juga dapat ditulis menjadi:

1. In order we pass the exam, we should study hard . Atau, In order that we pass the exam, we should study hard. (Agar kita lulus ujian, kita harus belajar keras).
2. In order they avoid traffic jam, many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening . Atau, In order that they avoid traffic jam, many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening. (Agar mereka terhindar dari kemacetan lalu lintas, banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam).
3. In order he is able to support his family, he works very hard . Atau, In order that he is able to support his family, he works very hard . (Agar dia dapat mensuport keluarganya, dia bekerja sangat keras).

C. Penggunaan “in order + for object pronoun/noun + to”

Kedua pola di atas (A & B) dapat dimodifikasi menjadi :
Subject + verb + object + in order + for + object pronoun/noun + to + verb1 + object
In order + for + object pronoun/noun + to + verb1 + object, subject + verb + object

Contoh:

1. We should study hard in order for us to pass the exam. (Kita harus belajar keras agar kita lulus ujian).
2. Many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening in order for them to avoid traffic jam. (Banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam agar mereka terhindar dari kemacetan lalu lintas).
3. He works very hard in order for him to be able to support his family. (Dia bekerja sangat keras agar dia dapat mensuport keluarganya).

Dengan menggunakan pola pada baris kedua, ketiga kalimat di atas dapat ditulis menjadi:

1. In order for us to pass the exam, we should study hard . (Agar kita lulus ujian, kita harus belajar keras ).
2. In order for them to avoid traffic jam, many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening . (Agar mereka terhindar dari kemacetan lalu lintas, banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam).
3. In order for him to be able to support his family, he works very hard . (Agar dia dapat mensuport keluarganya, dia bekerja sangat keras ).

D. “In order to + verb1″ vs “to + verb1″

Apakah “in order” pada pola A dapat dihilangkan sehingga tinggal infinitive-nya saja?

Ya, bahkan penggunaan infinitive lebih sering digunakan. (Lihat Infinitives dan Penggunaannya).

Contoh:

1. We should study hard to pass the exam. (Kita harus belajar keras agar lulus ujian).
2. Many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening to avoid traffic jam. (Banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam untuk menghindari kemacetan lalu lintas).
3. He works very hard to be able to support his family. (Dia bekerja sangat keras agar dapat mensuport keluarganya).

Jika infinitivenya diletakkan di depan, kalimatnya menjadi:

1. To pass the exam, we should study hard . (Agar lulus ujian, kita harus belajar keras ).
2. To avoid traffic jam, many people in Jakarta decide to leave their office late in the evening . (Untuk menghindari kemacetan lalu lintas, banyak orang di Jakarta memutuskan untuk pulang kantor agak malam).
3. To be able to support his family, he works very hard . (Agar dapat mensuport keluarganya, dia bekerja sangat keras ).

So, tidak begitu sulit, bukan? Jika anda ingin tambahan contoh kalimat penggunaan in order to dan in order (that) dapat dibaca di topik Conjunctions dan Penggunaannya.

Lencana Facebook

Baca Manga Online at Faisal Ardhy

Cari Blog Ini